'Ilmuan Islam'

Hidup itu adalah kumpulan mozaik-mozaik yang berserakan. Mungkin ketika seseorang terpental kedunia, Tuhan menebar mozaik-mozaik tersebut di BumiNya. Di Mata Tuhan Yang Agung, mozaik-mozaik tersebut tampak kecil bagai titik atau lebih kecil lagi, tapi dimata manusia yang sok agung mozaik-mozaik tersebut tampak gain seperti misteri. Mungkin begitupun Tuhan menaruh mozaik-mozaik kehidupanku. Ia menembarnya ditempat-tempat yang dekat dan jauh dari jangkauan logikaku.
Satu mozaik yang aku temukan setidak sampai sejauh ini, mozaik mimpi yang dulu pernah tercetus begitu saja. Sewaktu SMA, dan menjadi salah satu finalis OSN bidang Geografi, saya pernah membumbung sebuah mimpi kelangit Tuhan yang tidak berujung. Menatap dengan yakin menjadi seorang Ilmuan Islami, yang merasakan dan melihat kebenaran Tuhan melalui alam. Konyol bagi sebagain orang, karena sudah tampak mimpi ku takan bisa terwujud. Lagi-lagi logika manusia mematahkan sebuah kepercayaan akan ke Esaan Tuhan. Tapi, betul begitu adanya. Mimpi itu tak tampak akan muncul bahkan ku peluk sedikitpun, tampak mustahil. Maka, mimpi itu terlupakan begitu saja, mengendap dikolong kasur berteman debu dan sarang laba-laba yang membuat rumah tanpa perlu perizinan itu.
Kini, mozaik Tuhan membawa aku terdiam dalam sebuah sekoci yang jauh sekali dengan konsep Ilmuan Islami versi aku itu. Saya terdampar dalam sebuah sekoci yang orang-orang didalamnya membual, membusungkan dada, menyombongkan teori orang-orang yang sudah mati. Tidak ada sedikitpun bualan mereka yang membuat aku teringat kembali akan Esa-nya Tuhan. Semakin terbenam sepilah mimpi menjadi 'ilmuan islami' itu.
Hingga suatu ketika saat sekoci tampak sepi ditelan perayaan bernama liburan. Sedikit redalah telingaku dari bising-bising teori orang-orang yang sudah mati itu, yang mempertanyakan eksistensi Tuhan, padahal pencetusnya sudah berhadapan dengan Tuhan. Dari sini, mozaik dan tangan takdir Tuhan mulai menyeretku kembali kepada mimpi yang sudah tergeletak mati suri dibawah kolong kasur tersebut. Mozaik hidupku, kini sedang bersinggungan dengan mozaik yang lain. Dia menceritakan dan memperlihatkan akan keAgungan ciptaan Tuhan melalui logika. Ya logika, bukan lagi melalui konsep-konsep abstrak yang semraut. Tapi melalui sesuatu yang bisa diindrawikan. Kini mimpi 'ilmuan islami' itupun sudah mulai hidup kembali. Lalu aku sadar, beginilah cara Tuhan menjawab doaku. Dia memang tidak membawa aku pada sekoci para pencari kebenaran alam. Tapi Dia mendamparkanku pada sekoci yang cukup brutal bahkan keluar dari jalur kepatuhan pada Tuhan. Tapi Dia, memautkan mozaik hidupku dengan orang-orang yang berbidang dalam pengetahuan alam dang mengeja keberan alam melalui dalil Al-Qur'an. Terwujud dan berpuas dirilah aku atas jawaban doa yang diberikan oleh Ar-rahmaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Will you marry with me?!!>?!>!>@?!<#)&”

Sebelum semuanya

RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?