Bagi sahabatku yang tertindas

Wahai engkau yang dilahirkan di atas ranjang
kesengsaraan
Diberi makan pada dada penurunan nilai
Yang bermain sebagai seorang anak di rumah tirani
Engkau yang memakan roti basimu dengan keluhan dan
meminum air keruhmu bercampur dengan airmata yang
getir
Wahai askar yang diperintah oleh hukum yang tidak
adil oleh lelaki
Yang meninggalkan isterinya, anak-anaknya yang masih
kecil, sahabat-sahabatnya,
Dan memasuki gelanggang kematian demi kepentingan
cita-cita, yang mereka sebut 'keperluan'.
Wahai penyair yang hidup sebagai orang asing di
kampung halamannya
Tak dikenali di antara mereka yang mengenalinya
Yang hanya berhasrat untuk hidup di atas sampah
masyarakat dan dari tinggalan atas permintaan dunia
yang hanya tinta dan kertas.
Wahai tawanan yang dilemparkan ke dalam kegelapan
karena kejahatan kecil
Yang dibuat seumpama kejahatan besar oleh mereka
yang
membalas kejahatan dengan kejahatan
Dibuang dengan kebijaksanaan yang ingin
mempertahankan hak melalui cara-cara yang keliru.
Dan engkau, Wahai wanita yang malang
Yang kepadanya Tuhan menganugerahkan kecantikan.
Masa muda yang tidak setia memandangnya dan
mengekorimu, memperdayakan engkau
Dan menanggung kemiskinanmu dengan emas.
Ketika kau menyerah padanya, dia meninggalkanmu.
Kau serupa mangsa yang gementar dalam
cakar-cakar penurunan nilai dan keadaan yang
menyedihkan.
Dan kalian, teman-temanku yang rendah hati,
para martir bagi hukum buatan manusia.
Kau bersedih, dan kesedihanmu adalah akibat dari
kebiadaban yang hebat,
Dari ketidakadilan sang hakim,
Dari licik si kaya,
Dan dari keegoisan hamba demi hawa nafsunya
Jangan putus asa,
karena dibalik ketidakadilan dunia ini,
di balik persoalan, di balik awan gemawan,
di balik bumi, di balik semua hal
Ada suatu kekuatan yang tak lain adalah seluruh
keadilan
Segenap kelembutan,
Semua kesopanan,
Dan segenap cinta kasih.
Engkau laksana bunga yang tumbuh dalam bayangan.
Segera angin yang lembut akan bertiup dan membawa
bijianmu memasuki cahaya matahari
Tempat mereka yang akan menjalani suatu kehidupan
indah.
Engkau laksana pepohonan telanjang yang rendah karena
berat dan bersama salju musim dingin
Lalu musim bunga akan tiba menyelimutimu dengan
dedaunan hijau dan berair banyak
Kebenaran akan mengoyak tabir airmata yang
menyembunyikan senyumanmu.
Saudaraku,
kuucapkan selamat datang padamu dan kuanggap hina
para penindasmu.

-Kahlil Gibran-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Will you marry with me?!!>?!>!>@?!<#)&”

Sebelum semuanya

RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?