Sebelum semuanya

. . .
Kini, semuanya aku lepaskan
Sesuatu yang mengendap damai
Mulai aku lumuri dengan air agar mencair....

Bukan aku pencudang kawan,
Mengalah dalam peperangan
Tapi, aku merasa takut pada Tuhan saja kawan

Aku tahu, kita sama-sama berwajah masam
Hati kita sama-sama mendung
Celakalah keadaan ini
Karena kita tidak bisa bedakan siapa yang benar dan siapa yang bebal

Maka kawan,
Aku takut aku yang tersandung dan duduk manis dalam kesalahan
Dan sialnya kawan,
Aku tak sama sekali merasa sebagai aktor yang bebal

Jika sudah begini kawan,
Merugi sudah hidup saya yang tidak pernah berbuat benar
Semakin jauh sudah Firdaus Tuhan yang menggiurkan itu kawan
Dan semakin dekat sajalah diri ini dengan jahanam Tuhan.

Kini aku lepaskan kawan.
Sebuah untaian, yang mengikat sulam persahabatan
Bukan aku memutuskan tali persaudaraan
Tapi kawan,
Lebih baik begini aku pikir
Sebelum Tuhan mengutus Izrail datang dan menarikku dengan bringasnya.
Maka sebelum semua itu kawan
. . .
Sebelum semuanya. . . .
. . .
Sebelum
. . .
Mati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Will you marry with me?!!>?!>!>@?!<#)&”

RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?