Ruang hampa udara...

Tiba-tiba ku dengar sebuah dentuman, yang tiada seorangpun tahu asal hilirnya. Dia melepaskan semua partikel yang melekat dalam intinya, menjalar begitu cepat, mewarnai, dan menikam. Ia mengeser sebuah harap, dan menambah panjang list pertanyaan. Sebuah tanya yang akan aku dentumkan dengan lembut pada siapapun ia yang menunjukan bayangnya di lantai dua warna.
‘Ini bukan kisah dongeng’ aku sadar itu kaawan, tapi ini sebuah bungkusan yang orang-orang menyebutnya Mimpi. Mimpi itu akan aku wujudkan, karena ku tahu, Tuhanku .... Allah sang pengabul doa. Janji itu akan menggetarkan bumi hingga pada intinya, jika Allah sang pengabul doa berkata “Sekarang!”
Sekarang biarkan partikel-partikel dari dentuman itu menjalar dan berloncat-loncat diruang hampa udara tetapi bukan luar angkasa. Biarkan dia menusuk nadi ku dengan lembaran-lembaran semangat untuk memperbaiki diri dan menengadah menyambut Janji. Siapun ia, dia adalah kado terindah yang telah Allah berikan kepadaku sejak ia mengatakan kun faayakun kepada seorang bayi perempuan ditanggal 19 November 1993.
Kini biarkan udara panas dan dinding sempit menghimpitku. Karena nanti, akan aku tunjuk keindahan yang seolah berada di ujung jemariku. Memanjakan mata yang akan melihat semuanya yang ternyata begitu luas. Dan menyeruput setiap semilir nikmat cinta dari Sang Maha Cinta. Melihat salah satu bintangNya terbenam, seperti dalam Qs. An-Najm ayat 1. Bersama, bercengkrama dalam rajutan doa Rabithah menyambut dan menutup senja.
Entah puncak mana yang akan dijajaki oleh satu hati empat jejak itu. Kita lihat saja nanti,....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Will you marry with me?!!>?!>!>@?!<#)&”

Sebelum semuanya

RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?