RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?
Rencana pemerintah mengeluarkan UU KKG
memang menjadi angin segar bagi kami kaum perempuan (ciehhh....). Sejarah kekerasan dan
penindasan terhadap kaum perempuan memang tidak pernah terhenti! Mungkin akan
terhenti saat pena pencatat sejarah itu habis (hehe). Ya... keadilan, dan pembebasan
terhadap marjinalisasi yang terjadi memang merupakan mimpi indah bagi kaum tertindas.
Tetapi, angin segar yang ditawarkan hanyalah sebuah fatamorgana belaka. Angin yang
segar itu, sebenarnya hanya akan membawa gersang pada kaum perempuan. layaknya angin fhon yang datang merusak tanaman, dan layaknya pula angin malam yang suka menggelitik iman *skip... lupakan! :)
Isu keadilan yang dibawa oleh kaum
feminisme ini, sangat bertolak belakang dengan makna kata sebenarnya. Keadilan bukanlah
memberi "sama", tetapi membagi “sesuai”. Sesuai dengan hak dan kewajiban yang
dia miliki, sesuai dengan peran yang sedang disandang, pangan, dan papan... *ups! Mereka (kaum feminisme) selalu mendesak Islam sebagai pelanggar
kesetaraan Gender. Dalam salah satu buku yang mereka publish kepublik berjudul “the Princes” benar-benar menyudutkan dan menjatuhkan
Islam sebagai agama yang Mulia.
Dalam buku yang kebetulan saya baca dari
awal sampai akhir itu, memberikan banyak pertanyaan. Saya merasa banyak
provokasi agama yang dimasukan kedalamnya. Padahal pada cover awal penulis
menyatakan bahwa ini bukan diskriminasi terhadap satu agama. tetapi faktanya, penterjemahan
agama secara dangkal dan pemikiran rational choice si penulis sangat tercium
jelas. Buku yang dapat masuk ke saku baju ini, menceritakan mengenai perjalanan
seorang wanita Arab (yang mereka tafsirkan bahwa Islam adalah kebudayaan Arab)
dan kesaksiannya (tokoh utama/the princes) dalam menjalani kehidupan sebagai muslimah. Dia menggambarkan dengan jelas,
diskriminasi yang terjadi terhadap tokoh pertama dan beberapa tokoh perempuan
yang dilakukan oleh tokoh pria (Ayah dan saudara-saudara lelakinya), menjadi penyulut api juga bagi saya (dalam
kategori wanita) terhadap kesetaraan gender.Selain masalah ketimpangan yang
dikedepankan, pemberontakan-pemberontakan tokoh utama pun cukup ditonjolkan. Setiap kata yang dituliskan secara indah dalam buku bercover wanita bercadar hitam itu, mengoyak-ngoyak keyakinan akan kebenaran Islam, khususnya terhadap perempuan dan kesetaraan gender.
Dan begitulah cara mereka ngeMix
pemikirannya, dan ‘mencuci’ otak pembaca yang memang notabennya adalah muslimah
yang belum memiliki pemahaman Islam secara mendalam (seperti saya). Cara mereka
menanam pemikiran memang rapi, atau cantik... sangat cantik.... Sehingga kebobrokan
yang akan mereka ciptakan tidak tampak kemuka. Ya... sekali lagi, begitulah
cara main mereka yang terlalu rapih!!!!
Pemerintah kita kemudian latah pada isu
kesetaraan Gender ini. dengan menggunakan umbul-umbul ‘suara rakyat’ rancangan
undang-undangpun mulai diacungkan. Isu RUU KKG ini memang tidak sepanas isu
BBM, ataupun tidak semenarik isu Tomcat yang terkesan didramatisasi. Tetapi,
bukan berarti Saya (sabagai perempuan) dijadikan kambing hitam tapi pengennya
kambing putih atau kambing guling (eitssss apa dah...) untuk
mulusnya kepentingan kelompok tertentu. RUU KKG yang dicanangkan itu, memang
tercover mulus. Tetapi, dampak sesudah berlakunya UU tersebut akan lebih
menyakitkan dari pada cerita derita wanita saat ini. (eleuh...hese pisan bacana)
Keadilan yang mereka janjikan hanya menarik
kami dari jalan kebenaran. Keadailan yang diterjemahkan begitu dangkal,dapat
mewariskan kesulitan yang akan menjadi momok dikemudian hari. Karena bagaimanapun,
peran wanita dan laki-laki berbeda. Sebuah penelitian menyatakan, bahwa
laki-laki dan wanita itu berbeda. Sangat berbeda.... tetapi sayang demi sebuah
kepentingan. Lagi-lagi kebenaran terbenam. Kebebasan yang dikiaskan seindah
mawar, memiliki duri yang tak terlihat. ckckck
Jangan tarik kami (wanita....) pada sebuah
kenistaan yang justeru akan merendahkan kami. kami sudah merasakan sangat
dihargai dan diistimewakan dalam Islam. Tidak ada yang mengucilkan kami, kami
tidak merasa adanya ketidakadilan. Justeru semuanya terlalu membuat kami
tersanjung, merasa istimewa bahkan sangat istimewa!!! Dengan menjadi seorang muslimah, yang tercatat
namanya dalam Al-quran. Yang dengan kedatangan Islam berakhir semua penindasan
terhadap kami! Sangat membuat kami membuka mata atas kesetaran kaum kami.
Ya... kami merasa tersanjung. Sangat... sangat... tersanjung!
Ya... kami merasa tersanjung. Sangat... sangat... tersanjung!
Terlahir menjadi seorang muslimah, yang
akan melahirkan generasi yang luar biasa. Dirahimnya akan bangkit prajurit yang
akan membela Islam dengan sigapnya. Bukankah itu sesuatu yang luarrrrrrr
Biasa!!!!
Komentar
Posting Komentar