Penyewa kontrakan yang tidak tau diri.







“kenapa bro kok bengong...” Tanya si Shauqi keteman sebelahnya


“Lah ini, gua di usir sama yang punya kontrakan” Jawab si Iqbal serentak.


“Kok bisa?”


“Lah ia, soalnya gua gak pernah bayar kosan sejak ngisi tuh kosan. Ditambah lagi gua suka melanggar aturan yang dibikin sama yang punya kontrakan.” Jawab si Iqbal dengan muka suram..... tuba-tiba si Shauqi ikut nangis.


“Lah bro, kok nangis? Kan gua yang diusir dari kontrakan bukan lo?” tanya si Iqbal heran.


“PD banget sih lo....(Air matanya berurai deras, kalo dihitung pake rumus fisika 150cm/detik) gua takut, takut diusir sama yang punya kontrakan gua juga”


Iqbal garuk-garuk kepala, mencoba mencerna kata-kata si Sahuqi. Tapi si Iqbal tidak bisa mencernanya. (Komentar ponakan saya “ ate, emang kata-kata itu sejenis makanan apa?” saya jawab”lah Gi, kata-kata itu bukan makanan. Gimana sih, belajar gak sih?” Tiba-tiba Giyats ponakan saya jawab”Lah kayanya ate yang gak sekolah. Kata ustadzah, pencernaan itu memproses makanan menjadi sesuatu yang berwarna kuning” TOET.... saya pun terdiam dan melanjutakan cerita)


“Bukannya lo, anak baik-baik ya? Contohnya aja kemarin ibu kost ngasih rangkaian bunga pisang depan kamar lo (Emangnya pisang berbunga?) sebagai penyewa kos terteladan” Tanya si Iqbal


“bukan diusir ama bu Tuti (Ibu Tuti adalah... nama ibu kos Shauqi, sedangkan nama kosan Shauqi adalah ‘Kosan Putra BUTUTi’*gakpentingbanget)”


“Terus”


“Gua takut diusir sama Allah bro, yang punya kosan gua. Yang punya kosan loh, yang punya kosan semua mahasiswa Ui bro...bahkan lebih dari itu. Yang punya bumi ini bro” Jawab Shauqi


“Gua suka melanggar aturan yang Dia bikin, gua bolong-bolong shalat, puasa aja kalo gak kepaksa, pacaran jalan terus bro, aurat masih bisa diliat sama nenek rabun. Banyak lagi deh bro..... Gua takut bro” jawab Shauqi...

kemudian hening

"SING......"


Ya memang mungkin ini kita, atau mungkin ini aku. Yang selalu tidak tau diri, yang selalu kebablasan dari aturan Allah. Terkadang kita atau mungkin aku lupa, bahwa kita hidup di Bumi Allah. Kita hanyalah penyewa, yang harus siap diusir oleh Pemiliknya. Kita hanyalah penyewa yang diberikan kesempatan untuk tinggal sementara didalamnya. Tapi penyewa ini selalu lupa, selalu merasa Bumi ini milik kita senidiri. Padahal, kita sangat kecil jika dibandingkan dengan Kekuasaannya, karena Dialah Raja kita. Kita melakukan maksiat di bumiNya, kita merasa aman dengan segala hal kesalahan yang kita lakukan.


Karena Guys, Shaleh nya kita, belum shalehnya kita tidak akan mempengaruhi kekuasaan Allah. Karena bukan Allah yang membutuhkan kita, tapi kita yang membutuhkanNya. Contoh, seandainya saja, Allah tidak mengizinkan udara yang GRATIS ini muncul di hadapanmu. Apakah, kita masih bisa berdiri tegak?


Mari renungkan bersama, mungkin diri ini terlalu tidak mawas diri. Terlalu sombong. Terlalu keras kepala. Sehingga, lupa akan semuanya. Lupa akan siapa kita, siapa yang menciptakan, untuk apa kita di bumi ini, dan akan kemana kita setelah ini?

#hmm,Renungan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Will you marry with me?!!>?!>!>@?!<#)&”

Sebelum semuanya

RUU KKG, kesetaraan yang seperti apa lagi?